Rabu, 11 April 2012

BBM Batal Naik, Harga Barang Enggan Turun


Hal ini berdampak buruk bagi rakyat miskin. Harga telanjur naik, tapi BLT batal diberika

Hadi Suprapto, Sukirno
BBM tak jadi naik berdampak buruk bagi rakyat miskin. Harga telanjur naik, tapi BLT batal diberikan.. (VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)
VIVAnews - Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat yang tidak memberi peluang pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak pada 1 April tidak tepat, karena harga barang di pasar sudah terlanjur naik. Para pedagang di pasar pasti tidak mau menurukan harga barang meskipun harga BBM batal naik.

"Mereka enggan menurunkan harga karena mereka melihat dalam beberapa bulan harga BBM akan naik. Jadi ngapain diturunkan, toh akan naik lagi," kata ekonom Raden Pardede ketika di Jakarta, Rabu 4 April 2012.

Raden mengatakan hal ini akan berdampak buruk terutama bagi rakyat miskin. Harga barang sudah telanjur naik, namun tidak dibarengi adanya Bantuan Langsung Tunai (BLT) maupun Bantuan Langsung Sementara (BLSM). Akibatnya, kondisi si miskin akan semakin tertekan, dan tentunya menambah jumlah kemiskinan.

"Menurut saya ini kurang tepat. Tapi ini analisis ekonom, bukan politisi," katanya.

Kendati demikian, Raden menuturkan, masih ada kesempatan pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Permasalahannya adalah, Presiden harus berani menaikkan harga BBM ketika pada saatnya, dan benar-benar tidak harus kompromi lagi dengan parlemen. "Toh parlemen sudah memberikan kekuatan agar dia menaikkan harga," ujarnya.

Mengenai waktunya, kata Raden, hal itu bergantung pada perhitungan kenaikan harga minyak dunia. Berdasarkan keputusan, harga BBM boleh naik bila rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) sudah 15 persen di atas asumsi ICP APBN-P, sebesar US$105 per barel dalam waktu enam bulan.

Sisi lemah dari keputusan itu, kata Raden, ketika ICP selalu berada sekitar 14 persen dari asumsi APBN-P. Menurut Raden, saat seperti ini, anggaran subsidi BBM akan naik hingga Rp5 triliun setiap bulan. "Belum lagi subsidi listrik juga akan bengkak," katanya.

Sebelumnya, dalam kunjungannya ke beberapa pasar di Jakarta, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menemukan harga bahan makanan pokok yang masih melambung.

Saat di Pasar Klender, Jakarta Timur, Bayu menemukan adanya kenaikan harga gula dan minyak goreng curah berkisar antara Rp200-300 per kilogram. Selain itu, harga cabai dan tomat juga masih tinggi. (sj)

0 komentar:

Posting Komentar